Mitos dan Fakta seputar Olahraga Lari yang Perlu Diketahui


Mitos dan fakta seputar olahraga lari memang seringkali membingungkan bagi para pelari pemula. Banyak informasi yang beredar di masyarakat yang belum tentu benar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami mitos dan fakta seputar olahraga lari yang perlu diketahui.

Salah satu mitos yang sering kita dengar adalah bahwa lari dapat merusak sendi. Namun, menurut ahli fisioterapi Dr. Michael Fredericson, lari justru dapat meningkatkan kekuatan sendi jika dilakukan dengan benar. “Lari yang baik dan teratur dapat memperkuat otot di sekitar sendi dan mencegah cedera,” ungkap Dr. Fredericson.

Selain itu, banyak yang beranggapan bahwa olahraga lari hanya cocok dilakukan oleh mereka yang masih muda. Namun, menurut Dr. James O’Keefe, seorang ahli jantung dari Rumah Sakit Saint Luke’s Mid America Heart Institute, lari dapat memberikan manfaat kesehatan bagi orang dewasa bahkan yang sudah lanjut usia. “Lari dapat meningkatkan kesehatan jantung dan stamina, bahkan pada usia lanjut,” ujar Dr. O’Keefe.

Tak hanya itu, masih banyak mitos lain seputar olahraga lari yang perlu kita ketahui. Salah satunya adalah mitos bahwa lari dapat membuat tubuh menjadi lebih berotot. Menurut pelatih lari terkenal, Hal Higdon, lari memang dapat membentuk otot kaki, namun bukan berarti membuat tubuh menjadi lebih berotot seperti binaragawan. “Lari lebih fokus pada meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh secara keseluruhan,” jelas Higdon.

Namun, di balik mitos-mitos tersebut, terdapat fakta bahwa olahraga lari memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Menurut American Council on Exercise, lari dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, serta mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi.

Jadi, jangan terpengaruh oleh mitos-mitos seputar olahraga lari. Mulailah berlari dengan benar dan teratur untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal. Ingatlah, kesehatan adalah investasi terbaik untuk masa depan kita.